Maluku

Haidar Harits
2 min readFeb 22, 2021

Sebelumnya, saya ingin membuat disclaimer bahwa materi disini berasal dari program Dialog Tokoh Rumah Kepemimpinan.

Indonesia adalah negara yang luas. Sangat banyak penduduk dari berbagai macam budaya dan etnis yang tersebar di ribuan kepulauan di negeri ini. Banyaknya tanggung jawab yang harus dipikul pemerintah kita membuat memimpin negeri ini sangat tidak mudah, terlebih memastikan semua daerah tumbuh dengan merata.

Sampai tulisan ini dibuat, masih banyak sekali ketimpangan di negeri ini. Pulau jawa masih memimpin perkembangan dengan cepat, hingga penduduk dari luar jawa pun banyak yang mendarat di pulau sentral ini untuk menggapai cita-cita mereka.

Apakah pemerintah akan dapat membuat semuanya maju? merata seperti mentega yang dioles diatas sarapan roti para oligarki. Jika kita berpikir secara rasional, tentu seharusnya bisa, permasalahannya hanya seberapa besar kesempatan kita? seberapa jauh kita dari proses itu?

Tapi maaf, tulisan saya kali ini tidak akan membahas pemerataan perkembangan di Indonesia, terlalu luas, pengetahuan saya masih kurang. Kali ini, kita hanya akan membahas perjuangan saudara-saudara kita dari tanah rempah di timur jauh sana, kita akan membahas tentang maluku.

Saudara kita disana, bisa dibilang, jauh. Bukan hanya jauh jaraknya, tapi juga jauh dari jangkauan para pemangku kebijakan. Mereka masih tertinggal dalam banyak hal. Dari sisi pendidikan saja, masih dijumpai sekolah-sekolah yang berakreditasi E, sangat timpang dengan pulau Jawa yang sudah dipenuhi sekolah berakreditasi A.

Dari internalnya sendiri, penduduk sana dimanjakan oleh alam yang kaya. Mereka sehari-harinya memakan ikan laut yang dagingnya melimpah, yang menurut teman saya yang pergi kesana, rasanya seperti memakan ayam. Peradaban tradisional yang walaupun masih jauh dari setara dengan wilayah lain tapi sudah memadai seakan menahan mereka untuk bergerak maju. Peradaban nyaman yang membuat kita tidak perlu susah-susah belajar termodinamika atau kimia organik.

Mereka membutuhkan orang luar untuk mengeluarkan mereka dari kenyamanan. Menciptakan kenyamanan lain yang lebih meningkat, lebih rumit. Memeratakan kemajuan peradaban yang sudah kita raih. Mereka sangat ingin maju, melihat jauhnya pencapaian yang telah diraih pulau-pulau lainnya, siapa juga yang tidak ingin pulaunya ikut maju pula. Terkadang mereka putus harapan dan ingin berhenti memercayai Indonesia. Gerakan separatis sudah tak asing terdengar di telinga kita.

Mungkin sejenak, kita bisa sedikit bernafas lega, karena ada sekelompok orang yang dengan sangat baik meluangkan sumberdaya mereka untuk membantu bangsa ini. Gerakan Sayang Maluku atau yang disebut GSM telah hadir, bekerjasama dengan berbagai LSM dan pemerintah, mereka berusaha untuk menyelesaikan masalah pendidikan di maluku. Berbagai elemen masyarakat, termasuk masyarakat maluku sendiri, menyambut dengan baik adanya gerakan ini.

Masa depan tanah ini akan lebih cerah dengan adanya orang-orang baik seperti mereka, mungkin jika kita bisa membantu, akan lebih baik lagi. Jikalau tidak, setidaknya kita bisa berharap, semoga tanah maluku bisa maju. Semoga saja, di masa depan maluku dan jawa tidak bisa dibedakan.

#R2Bandung #RumahKepemimpinan #KnowledgeSharing

--

--